Dari munculnya pertama kali yang disebabkan oleh sistem barter yang cukup merepotkan pada masa lampau, kini uang menjadi perhatian manusia hingga saat ini karena fungsi alat tukar yang lebih efisien. Uang tidak ada artinya apabila tidak dimanfaatkan atau tidak diakui, sama halnya seperti barang-barang yang lain. Uang menjadi bernilai ketika transaksi lebih dari satu pihak manusia yang mewakili kepentingan akan kebutuhannya.
Secara perlahan uang mengalami pergeseran makna yaitu menjadi tolak ukur bagi kebanyakan orang mengenai kesuksesan hidup. Orang yang punya uang banyak dianggap sebagai orang yang berhasil dalam hidup (pandangan materialisme) begitupula sebaliknya. Karena pandangan itulah, terkadang kita kebablasan dalam memaknai uang, yang ujung-ujungnya bisa menjadi menuhankan uang.
Tidak semua dalam aspek hidup manusia bisa dibeli atau dinilai dengan uang, pepatah yang sering kita dengar. Salah satunya adalah kebahagiaan, tidak selalu kebahagiaan selalu muncul beserta uang. Banyak orang yang uangnya kurang tapi bisa hidup lebih bahagia dari orang yang punya banyak uang.Orang kaya yang lagi bermasalah rumah tangganya kalah bahagia dengan seorang tukang becak yang merayakan ulang tahun anaknya hanya dengan mentraktir sebungkus ayam goreng yang mungkin jarang sekali dikonsumsi karena keuangan yang minim.
Artinya uang hanyalah satu aspek dari sekian banyak aspek kehidupan manusia. Tinggal bagaimana kita memaknai uang itu menjadi hal yang bermanfaat bagi kehidupan kita, karena bagaimanapun uang punya peran besar bagi kehidupan kita. Lebih mulia lagi, apabila uang kita jadikan alat untuk pendekatan kepada Yang Maha Kuasa.
Catatan Asumsi
Artikel yang lain :
Obat Anak Tradisional Indonesia
Pengorbanan Ibunda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar